Friday, November 2, 2012

Quarter Life Crisis


Quarter Life Crisis.. yak, ini mungkin yang akhir-akhir ini sering gw alami.

Menurut sebuah survey, 86% kaum muda tertekan karena merasa harus sukses di segala aspek mulai dari asmara hingga pekerjaan sebelum berusia 30 tahun. Hal inilah yang memicu krisis dan depresi dalam diri banyak fresh graduates yang dikejar-kejar ekspektasi.

Pada awalnya, Quarter Life Crisis dimulai dengan perasaan terperangkap. Seseorang mungkin saja merasa terperangkap dalam pekerjaan atau hubungan dengan pacar. Umumnya pilihan pekerjaan yang berbeda jauh dengan passion bisa memacu terjadinya fase pertama ini. Pada tahap ini, kamu mungkin bisa ‘kabur’ dari perasaan ini tapi kamu merasa tidak bisa.

Kemudian, perlahan tapi pasti, kamu akan merasa percaya diri dan sadar kalau kamu bisa merubah keadaan. Saat inilah kamu mulai mempertimbangkan tentang passion dan keinginan sendiri. Biasanya, fase ini adalah saat menggalau. Fase kedua ini akan melibatkan naik turunnya emosi. Nah, fase inilah yang menentukan apakah kamu akan mendapat pengaruh positif dari quarter life crisis atau justru malah hancur.

Setelah melewati fase galau di atas, umumnya tahap selanjutnya adalah saat di mana kamu mulai bangkit. Singkatnya, membangun hidup yang baru. Fase inilah yang menjadi titik di mana kamu mulai berkomitmen dan mengikuti minat kamu. Eits, tapi minat di sini belum tentu sama dengan minat kamu sebelum krisis. Bisa saja minat kamu berubah selama proses tadi. Komitmen dengan minat baru inilah yang akhirnya memberikan dampak positif ke hidup kamu. Hore!

Quarter Life Crisis adalah ketika kamu tidak lagi merasa terlibat dalam suatu keramaian dan mulai menyadari bahwa begitu banyak hal mengenai dirimu yang belum kamu ketahui. Sesuatu yang mungkin kamu sukai atu tidak sukai.

Kamu mulai merasa tidak aman dan kuatir mengenai keberadaanmu untuk satu atau dua tahun ke depan, tapi kemudian terhenyak karena kamu tahu betul di mana kamu berada saat ini. Kamu mulai menyadari bahwa orang-orang pada dasarnya egois, dan mungkin, teman-teman yang kamu anggap dekat denganmu ternyata bukanlah orang-orang terbaik yang pernah kamu temui. Sementara orang-orang yang kehilangan kontak denganmu, beberapa dari mereka adalah orang-orang terpenting dalam hidupmu.

Apa yang tidak kamu sadari adalah, mereka pun menyadarinya dan mereka tidaklah sedingin, kejam, ataupun sejahat yang kamu kira, tapi karena mereka juga merasakan kebingungan yang sama denganmu. Saat melihat pekerjaanmu, kamu menyadari pekerjaan itu sama sekali bukan pekerjaan yang ingin kamu kerjakan, atau mungkin kamu tengah mencari suatu pekerjaan dan menyadari bahwa kamu harus memulai segalanya dari nol, dan kamu pun putus asa.

Kamu merindukan kenyamanan saat di bangku kuliah, di sebuah perkumpulan, atau sebuah interaksi sosial yang konstan dengan orang-orang yang sama. Tapi kemudian kamu pun menyadari bahwa sebenarnya pergaulan semacam itu juga tidak terlalu bagus atau menarik. Kamu mulai belajar memahami dirimu sendiri. Menyadari apa yang kamu inginkan dan apa yang tidak kamu inginkan. Opini-opinimu semakin menguat. Kamu mulai menilai dan menghakimi perbuatan orang lain melebihi kebiasaanmu sebelumnya, karena kamu tiba-tiba menyadari bahwa ada batasan yang jelas dalam hidupmu. Kamu memutuskan apa saja yang dapat diterima dan apa saja yang tidak.

Kamu merasa tidak aman kemudian merasa aman. Kamu menangisi dan menertawakan perjuangan terbesar dalam hidupmu. Kamu merasa sendiri, ketakutan, serta kebingungan. Perubahan yang tiba-tiba adalah musuhmu, dan kamu mencoba berpegang erat pada kehidupanmu yang telah lalu, tapi segera menyadari bahwa masa lalu bergerak semakin jauh dan jauh, dan tidak ada yang bisa dilakukan selain berhenti di mana kamu saat ini atau terus bergerak maju.

Kamu mendapati dirimu patah hati, dan begitu heran bagaimana bisa seseorang yang kamu cintai bisa menghancurkan hidupmu sedemikian hebat. Atau kamu berbaring di tempat tidur dan begitu heran mengapa kamu tidak pernah bertemu dengan seseorang yang cukup layak untuk dikenali. Kamu mencintai seseorang yang mungkin tengah mencintai orang lain juga dan tidak bisa memahami mengapa kamu melakukan hal semacam itu padahal kamu bukanlah orang yang buruk....

One night stands dan kencan buta terkesan murahan dan hanya menghabiskan waktu, bertingkah seperti idiot yang mulai terlihat menyedihkan. Kamu melewati emosi-emosi yang sama dan menanyakan hal yang sama lagi dan lagi dengan teman-temanmu karena kamu sepertinya idak mampu mengambil sebuah keputusan.

Kamu kuatir mengenai tagihanmu, uang, masa depan, dan tentang menciptakan kehidupan untuk dirimu sendiri. Sementara itu, memenangkan sebuah kompetisi akan sangat bagus untukmu. Untuk saat ini, kamu adalah seorang petarung!
Apa yang mungkin tidak kamu sadari adalah, setiap orang yang membaca tulisan ini mungkin merasakan hal yang sama. Kita sedang berada dalam masa-masa terbaik kita sekaligus yang terburuk, berusaha sekeras mungkin untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Ya itulah Quarter Life Crisis....

No comments:

Post a Comment