Quarter Life Crisis.. yak, ini mungkin yang akhir-akhir ini sering
gw alami.
Menurut sebuah survey, 86% kaum muda tertekan
karena merasa harus sukses di segala aspek mulai dari asmara hingga pekerjaan
sebelum berusia 30 tahun. Hal inilah yang memicu krisis dan depresi dalam diri
banyak fresh graduates yang dikejar-kejar ekspektasi.
Pada awalnya, Quarter Life Crisis dimulai
dengan perasaan terperangkap. Seseorang mungkin saja merasa terperangkap dalam
pekerjaan atau hubungan dengan pacar. Umumnya pilihan pekerjaan yang berbeda
jauh dengan passion bisa memacu terjadinya fase pertama ini. Pada tahap ini,
kamu mungkin bisa ‘kabur’ dari perasaan ini tapi kamu merasa tidak bisa.
Kemudian, perlahan tapi pasti, kamu akan
merasa percaya diri dan sadar kalau kamu bisa merubah keadaan. Saat inilah kamu
mulai mempertimbangkan tentang passion dan keinginan sendiri. Biasanya, fase
ini adalah saat menggalau. Fase kedua ini akan melibatkan naik turunnya emosi.
Nah, fase inilah yang menentukan apakah kamu akan mendapat pengaruh positif
dari quarter life crisis atau justru malah hancur.
Setelah melewati fase galau di atas, umumnya
tahap selanjutnya adalah saat di mana kamu mulai bangkit. Singkatnya, membangun
hidup yang baru. Fase inilah yang menjadi titik di mana kamu mulai berkomitmen
dan mengikuti minat kamu. Eits, tapi minat di sini belum tentu sama dengan
minat kamu sebelum krisis. Bisa saja minat kamu berubah selama proses tadi.
Komitmen dengan minat baru inilah yang akhirnya memberikan dampak positif ke
hidup kamu. Hore!
Quarter Life Crisis adalah ketika kamu tidak lagi merasa
terlibat dalam suatu keramaian dan mulai menyadari bahwa begitu banyak hal
mengenai dirimu yang belum kamu ketahui. Sesuatu yang mungkin kamu sukai atu
tidak sukai.
Kamu mulai merasa tidak aman dan kuatir
mengenai keberadaanmu untuk satu atau dua tahun ke depan, tapi kemudian
terhenyak karena kamu tahu betul di mana kamu berada saat ini. Kamu mulai menyadari bahwa orang-orang pada dasarnya egois,
dan mungkin, teman-teman yang kamu anggap dekat denganmu ternyata bukanlah
orang-orang terbaik yang pernah kamu temui. Sementara
orang-orang yang kehilangan kontak denganmu, beberapa dari mereka adalah
orang-orang terpenting dalam hidupmu.
Apa yang tidak kamu sadari
adalah, mereka pun menyadarinya dan mereka tidaklah sedingin, kejam, ataupun
sejahat yang kamu kira, tapi karena mereka juga merasakan kebingungan yang sama
denganmu. Saat melihat pekerjaanmu, kamu menyadari pekerjaan
itu sama sekali bukan pekerjaan yang ingin kamu kerjakan, atau mungkin kamu
tengah mencari suatu pekerjaan dan menyadari bahwa kamu harus memulai segalanya
dari nol, dan kamu pun putus asa.
Kamu merindukan kenyamanan saat
di bangku kuliah, di sebuah perkumpulan, atau sebuah interaksi sosial yang
konstan dengan orang-orang yang sama. Tapi kemudian kamu pun menyadari bahwa
sebenarnya pergaulan semacam itu juga tidak terlalu bagus atau menarik. Kamu mulai belajar
memahami dirimu sendiri. Menyadari apa yang kamu inginkan dan apa yang tidak
kamu inginkan. Opini-opinimu semakin menguat. Kamu mulai menilai dan menghakimi
perbuatan orang lain melebihi kebiasaanmu sebelumnya, karena kamu tiba-tiba
menyadari bahwa ada batasan yang jelas dalam hidupmu. Kamu memutuskan apa saja
yang dapat diterima dan apa saja yang tidak.
Kamu merasa tidak aman kemudian
merasa aman. Kamu menangisi dan menertawakan perjuangan terbesar dalam hidupmu.
Kamu merasa sendiri, ketakutan, serta kebingungan. Perubahan yang tiba-tiba
adalah musuhmu, dan kamu mencoba berpegang erat pada kehidupanmu yang telah
lalu, tapi segera menyadari bahwa masa lalu bergerak semakin jauh dan jauh, dan
tidak ada yang bisa dilakukan selain berhenti di mana kamu saat ini atau terus
bergerak maju.
Kamu mendapati dirimu patah hati,
dan begitu heran bagaimana bisa seseorang yang kamu cintai bisa menghancurkan
hidupmu sedemikian hebat. Atau kamu berbaring di tempat tidur dan begitu heran
mengapa kamu tidak pernah bertemu dengan seseorang yang cukup layak untuk
dikenali. Kamu mencintai seseorang yang mungkin tengah mencintai orang lain
juga dan tidak bisa memahami mengapa kamu melakukan hal semacam itu padahal
kamu bukanlah orang yang buruk....
One night stands dan kencan buta
terkesan murahan dan hanya menghabiskan waktu, bertingkah seperti idiot yang
mulai terlihat menyedihkan. Kamu melewati emosi-emosi yang sama dan menanyakan
hal yang sama lagi dan lagi dengan teman-temanmu karena kamu sepertinya idak
mampu mengambil sebuah keputusan.
Kamu kuatir mengenai tagihanmu,
uang, masa depan, dan tentang menciptakan kehidupan untuk dirimu sendiri.
Sementara itu, memenangkan sebuah kompetisi akan sangat bagus untukmu. Untuk
saat ini, kamu adalah seorang petarung!
Apa yang mungkin tidak kamu
sadari adalah, setiap orang yang membaca tulisan ini mungkin merasakan hal yang
sama. Kita sedang berada dalam masa-masa terbaik kita sekaligus yang terburuk,
berusaha sekeras mungkin untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Ya itulah Quarter Life Crisis....
No comments:
Post a Comment